Kata-Kata Terakhir Terpidana Mati
Tiga orang wanita akan dieksekusi mati. Sebelum dieksekusi, mereka
diminta untuk mengucapkan kata-kata dan pesan terakhir mereka.
Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan
dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, "Aku berasal
dari keluarga taat beragama dan saya percaya pada Tuhan yang Maha Kuasa
bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah."
Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak
terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak
menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia.
Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan
memberikan kata-kata yang terakhir, "Aku berasal dari Sekolah Hukum dan
aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak
bersalah."
Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi
apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini,
jadi mereka membebaskan dia.
Wanita yang terakhir, diikat di kursi listrik dan berkata, "Saya seorang
sarjana teknik listrik, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda,
bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika
kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!"
Kursi Listrik untuk Terpidana Mati
Seorang sipir penjara mencoba menghibur terpidana berikutnya yang hari
itu akan menjalani hukuman matinya di atas kursi listrik dengan
mengatakan kata-kata yang menghibur.
"Jangan terlalu gelisah, karena daya voltage listriknya sangat tinggi.
Lagi pula, itu terjadi dalam waktu yang singkat sekali", kata sipir
penjara.
Namun, ternyata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan,
"Saya pergi kesana sebentar untuk melihat yaaa..." kata sipir penjara.
Tak lama ia kembali, kemudian dengan santainya dia menjelaskan kepada terpidana mati yang berikutnya.
"Tak ada masalah yang berarti, cuma masalah teknis saja koq. Tadi itu rupanya sekeringnya putus, maka digunakan
lilin sebagai gantinya, itu sajaaaaa..."